Jumat, 26 April 2013

Makalah Pengaruh Kinerja Jembatan Timbang


MAKALAH
PENGARUH KINERJA JEMBATAN TIMBANG
Disusun oleh : MADYA MKTJ B
ALEX TRICK SETIAWAN
ANDHINA HANURITA 
DELVIS YENDRA 
ISNA ZUNI AHMAD 
SHALIHUL WILDAN 

DOSEN PEMBIMBING : WILDAN, S.SiT


POLITEKNIK KESELAMATAN 

TRANSPORTASI JALAN

TAHUN 2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah “Pengaruh Kinerja Jembatan Timbang Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk mengembangkan wawasan Taruna/i mengenai kondisi jembatan timbang serta permasalahan-permasalahannya.  
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Makalah “Pengaruh Kinerja Jembatan Timbang Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas” ini banyak sekali kekurangannya karena kurangnya waktu dan terbatasnya tenaga serta faktor – faktor lain yang menyebabkan makalah ini kurang sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran atau masukan yang membangun dari pihak – pihak pembaca laporan ini demi perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memiliki peranan yang besar bagi para pembaca.

Tegal, 1 April 2013
  
               
Penulis,





BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang banyak melakukan kegiatan - kegiatan dalam pembangunannya khususnya kegiatan di bidang ekonomi. Pergerakan di bidang ekonomi ini membutuhkan adanya sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang perkembangannya, khususnya sarana dan prasarana transportasi. Ini dikarenakan pergerakan ekonomi tersebut tidak hanya berkutat pada satu wilayah tertentu saja tetapi juga menjangkau, melibatkan dan berhubungan dengan wilayah lainnya.

Transportasi merupakan gambaran kasar dari tingkat kemajuan dan pola perilaku disuatu wilayah.   Secara umum kegiatan transportasi adalah memindahkan orang dan/atau barang dari tempat asal ketempat tujuan dengan mengunakan moda. Kegiatan tranportasi ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien yang pada dampaknya akan ikut mengembangkan roda perekonomian. Efisien dalam tranportasi yang dimaksud adalah dapat memberikan kemudahan seperti dalam hal kecepatan dan biaya. Kecepatan disini juga harus memperhatikan tingkat keselamatan penguna jalan baik pengemudi maupun penguna jasa yang lain, sedangkan biaya disini pengaruh terhadap bahan bakar yang digunakan untuk melakukan perjalanan yang dipengaruhi oleh faktor sarana itu sendiri dan prasarana. Efektif yang dimaksud berkaitan dengan waktu perjalanan dengan kemudahan akses jalan yang dipakai untuk sampai ketempat tujuan.

Namun, seperti yang kita ketahui bersama bahwa kondisi jalan yang ada di Indonesia sebagian besar sudah mengalami kerusakan. Baik karena factor alam maupun factor manusia. Factor alam seprti cuaca dan kondisi tanah yang tidak mendukung. Sedangkan untuk factor manusia antara lain kesalahan desain geometric jalan, kecurangan pada saat pembuatan jalan seperti KKN, sampai dengan perilaku pengguna jalan dan aparat yang bertanggung jawab untuk masalah tersebut. Dan karena kerusakan pada jalan tersebut pastinya dapat memicu terjadinya kecelakaan.

Namun, pada makalah ini yang akan dibahas hanyalah sebatas “Kecelakaan Lalu Lintas Akibat Jalan Rusak Karena Muatan Berlebih pada Kendaraan

Bermotor”.


B. TUJUAN DAN MANFAAT

-          Tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.       Untuk memenuhi tugas mata kuliah Human Factor and Ergonomy,
b.      Untuk mengetehaui kinerja petugas di jembatan timbang apakan sudah sesuai dengan tugas atau belum,
c.       Untuk mengetahui permaslahan yang dihadapi oleh petugas di jembatan timbang.
-          Manfaat dari makalah ini antara lain sebagai berikut :
a.       Memberikan gambaran umum tentang fungsi jembatan timbang,
b.      Memberikan pengetahuan tentang kinerja jembatan timbang,
c.       Mampu memberikan solusi bagi permasalahan di jembatan timbang.

C. RUMUSAN MASALAH

a.       Apa pengertian jembatan timbang?
b.      Bagaimana kinerja jembatan timbang?
c.       Permasalahan apa saja yang dihadapi oleh instansi jembatan timbang?





BAB II

PEMBAHASAN


A.  Gambaran Umum Jembatan Timbang

Dalam aktivitas angkutan barang terdapat peraturan yang mengatur mengenai beban muatan dengan mempertimbangkan kemampuam layanan jalan dan disesuaikan dengan kelas jalan yang ada. Berdasarkan peraturan daerah yang berlaku yaitu Perda Jateng No. 4 Tahun 2001, ditetapkan peraturan mengenai batasan kelebihan muatan setinggi-tingginya adalah 30%.  Sedangkan berdasarkan kesepakatan delapan propinsi yang didasari oleh berbagai pertimbangan, maka pada pelaksanaannya di lapangan ditetapkan aturan mengenai kelebihan muatan sebagai berikut : 
a.   Untuk kelebihan muatan 5% - 70 % dikenakan denda atau retribusi.
b.  Untuk kelebihan muatan 70% dikenakan tilang. 
c.   Untuk kelebihan muatan lebih dari 70% maka angkutan barang diminta untuk menurunkan muatan di jembatan timbang atau dikembalikan ke tempat asal.
Adanya perbedaan mengenai aturan kelebihan muatan tersebut tentunya akan berpengaruh kepada kondisi perkerasan jalan yang ada, dimana kelas jalan telah ditetapkan sesuai dengan beban standar yang ada yaitu MST 10 ton. Sehingga perlu dilakukan kajian mengenai kelebihan muatan oleh angkutan barang, terutama dalam kaitannya dengan laju penurunan kinerja jalan yang dipengaruhi oleh faktor beban lalu lintas yang dilayani.



B. Pengertian Jembatan Timbang

Yang dimaksud dari jembatan timbang ialah jembatan yang telah dilengkapi dengan sensor Loadcell untuk membaca berat dari media yang akan di timbang.
Jembatan Timbang terdiri dari beberapa komponen penunjang diantaranya :
     Indicator Timbangan
     Loadcell ( Sensor )
     Konstruksi Timbangan ( Besi WF : 500 / 600 / 200 Untuk Main Beam & Cross Beam )
     Pondasi ( Bisa berupa cakar ayam atau tiang pancang )
     Kamera
     Software dan printer

Indicator Jembatan Timbang

Indicator adalah alat yang digunakan untuk membaca dan mengetahui berat dari mobil / truck yang ditimbang, sama seperti timbangan pada umumnya Indicator merupakan komponen penting dari sebuah Jembatan Timbang

Loadcell / Sensor Timbangan

Ialah satu dari bagian Jembatan Timbang yang letaknya antara pondasi dan konstruksi Jembatan Timbang, Loadcell umumnya terbuat dari Alloy Stell & Stainless Stell, kapasitas Loadcell tergantung dari kapasitas Jembatan Timbang ada yang 20 / 25 / 30 Ton.

Konstruksi Jembatan Timbang

Konstruksi Jembatan Timbang sedikit berbeda dengan Jembatan biasa pada umumnya, karena terbuat dari plat dan besi yang khusus didesain untuk alat timbang dan telah disertifikasi contoh dari besi tersebut adalah Besi WF : 500 / 600 / 200 Untuk Main Beam & Cross Beam.

Pondasi

Pondasi Jembatan Timbang sama seperti pondasi pada umumnya yang biasanya terbuat dari Tiang Pancang maupun cor beton, hanya saya pondasi jembatan timbang tatakannya menggunakan base plate yang berfungsi untuk menahan konstruksi dan Laodcel

Kamera Timbangan

Beberapa jembatan timbang telah dilengkapi dengan kamera yang berfungsi untuk menyimpan data mobil dan material truck maupun mobil yang ditimbang baik nomor kendaraan maupun material truck.

Software & Printer

Software Jembatan Timbang fungsinya hampir sama seperti software yang biasanya digunakan untuk parkir kendaraan bermotor, hanya perbedaanya jika software parkir biasa tidak dilengkapi dengan data material maupun berat dari kendaraan yang lewat, jika di software Jembatan Timbang semua data tersebut bisa terrecord / tersimpan.

C. Fungsi Jembatan Timbang

Menurut  KM 5 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan ada beberapa fungsi dari Jembatan Timbang, diantaranya : 

Fungsi pemantauan

Hal ini dilakukan untuk melihat gelagat atau tren lalu-lintas angkutan barang dan kelebihan muatan. Tentu saja dengan perkembangan yang pesat jenis kendaraan, maka jembatan timbang yang lama tidak mampu lagi memantau lalu lintas angkutan barang dewasa ini, karena jembatan timbang lama memiliki kapasitas rendah dan timbangan yang pendek.

Fungsi pengawasan

Lalu-lintas angkutan barang perlu diawasi tonasenya dan jenis barangnya, agar Pemerintah dapat mengawasi permintaan dan penawaran dari barang tersebut.

Fungsi penindakan

Tiap jalur atau ruas jalan mempunyai kelas jalan, yang berarti kemampuan daya dukung jalan berdasarkan Keputusan Menteri. Untuk menjaga kerusakan jalan perlu dilakukan penindakan berdasarkan berat tonase yang diijinkan, berikut toleransinya, di mana kendaraan bermotor tidak boleh melebihi muatan, pada jaringan jalan masing-masing pulau berikut ini. Dengan ketentuan ini, maka kendaraan yang melebihi muatan akan ditindak sesuai dengan ketetntuan yang berlaku.
Berkaitan dengan kebijaksanaan Pemerintah dalam menanggulangi muatan lebih melalui penetapan kelas jalan: 

1. Kep. Menhub No. KM 55 tahun 1999 tentang Penetapan Kelas Jalan di Pulau

Jawa

2. Kep. Menhub No. KM 1 tahun 2000 tentang Penetapan Kelas Jalan di Pulau

Sumatera,

3. Kep. Menhub No. KM 13 tahun 2001 tentang Penetapan Kelas Jalan di Pulau

Sulawesi,

4. Kep. Menhub No. KM 1 tahun 2003 tentang Penetapan Kelas Jalan di Pulau Kalimantan,



D. Kinerja Jembatan Timbang


a. Proses Penimbangan Kendaraan Secara Konvensional

     Kendaraan masuk komplek jembatan timbang melalui jalur masuk
     Kendaran berhenti di atas platform untuk ditimbang
     Petugas timbang mengaktifkan timbangan untuk dilihat berat kendaraan.
     Untuk jembatan timbang modern, petugas kemudian memasukkan data JBB/JBKB kendaraan, dan komputer menghitung secara otomatis.
     Kalau hasilnya bahwa terjadi kelebihan muatan, maka sopir/kenek kemudian membayar denda sesuai dengan kelebihan muatan.
     Namun kalau kelebihan muatan terlalu besar sesuai peraturan, maka kendaraan kemudian memasuki jalur gudang/palataran penyimpanan muatan lebih, dan kendaraan memasuki jalur timbangan untuk ditimbang sekali lagi, kalau masih kelebihan muatan masuk ke palataran penumpukan barang, Kalau sudah OK, kendaraan keluar melalui jalur keluar

b. Proses Jembatan Timbang Modern

Pada jembatan timbang modern terdapat dua deteksi penimbangan diantaranya :

Penimbangan awal

Kendaraan masuk pada alat deteksi awal, di mana secara otomatis kendaraan yang kelebihan muatan yang berlebihan sekali terdeksi yang tidak masuk dalam toleransi, dan harus masuk jalur pembongkaran untuk membongkar kelebihan muatan, kemudian masuk lagi ke deteksi awal.


Penimbangan Kendaraan

Kendaraan yang sudah OK masuk jalur penimbang dan berhenti di palform untuk ditimbang. Kalau masih kedapatan kelebihan muatan yang masuk dalam tolrensi, maka sopir/kenek bayar denda dan retribusi, atau yang OK terus keluar setelah membayar retribusi.

E. Permasalahan

Seperti yang kita ketahui bahwa faktor muatan sangat berbengaruh terhadap keselamatan berlalu lintas. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena dengan muatan yang berlebih pastinya akan mengurangi tingkat keseimbangan kendaraan yang tentu akan menimbulkan potensi kecelakaan. Muatan yang berlebih akan tidak hanya membahayan pengemudi, tapi juga akan membahayakan pengguna jalan lainnya. Selain itu dampak dari kelebihan muatan yang berkepanjangan (terus-menerus) juga dapat mengakibatkan kerusakan geometrik jalan, seperti jalan yang berlubang dan bergelombang. Dengan rusaknya geometrik jalan maka juga akan berdampak pada keselamatan lalu lintas. Perkerasan lentur biasanya akan cepat rusak apabila muatan angkutan barang tersebut melebihi batas ketentuan. Jembatan timbang juga tidak  mempunyai tempat apabila angkutan barang muatannya berlebih. Jadi apabila muatan dari kendaraan bermotor berlebih maka petugas jembatan timbang hanya meminta denda tapi petugas tersebut tidak memberikan sanksi yang tegas. Ini sudah menjadi kebiasaan dari petugas jembatan timbang dan pengemudi angkutan barang, akibatnya muatan yang berlebih tersebut akan berdampak pada keselamatan lalu lintas.  

F. Solusi

Fungsi dari jembatan timbang harus diperbaiki lagi, agar kinerja dari jembatan timbang tersebut dapat berjalan dengan baik. Apabila muatan angkutan barang berlebih dimana untuk kelebihan muatan lebih dari 70% maka angkutan barang diminta untuk menurunkan muatan di jembatan timbang atau dikembalikan ke tempat asal. Seharusnya jembatan timbang harus menyediakan tempat yang bisa menampung muatan berlebih tersebut. Petugas jembatan timbang harus memberikan sanksi yang tegas kepada pengemudi angkutan barang jika muatannya berlebih. Bukan meminta denda dan membiarkan angkutan barang tersebut pergi tanpa menurunkan muatan yang berlebih. 
Apabila jembatan timbang dapat berjalan sebagaimana dengan aturannya, maka faktor kecelakan dapat diminimalisir dan geometrik jalan pun tidak akan cepat rusak. Karena faktor utama yang menyebabkan geometrik jalan cepat rusak yaitu muatan yang berlebih dari angkutan umum. 














BAB IV

    PENUTUP

A. Kesimpulan

      Jembatan timbang mempunyai sensor Loadcell yang letaknya antara pondasi dan konstruksi Jembatan Timbang, kapasitas Loadcell tergantung dari kapasitas Jembatan Timbang ada yang 20 / 25 / 30 Ton. 
      Jembatan timbang mempunya beberapa komponen penunjang, yaitu indicator timbangan, sensor Loadcell. Pondasi, konstruksi, kamera, software dan printer
      Fungsi dari jembatan timbang yaitu, fungsi pemantauan, fungsi pengawasan dan fungsi penindakan
      Kinerja jembatan timbang meliputi proses penimbangan secara konvensional dan proses penimbangan secara modern
      Apabila muatan berlebih maka angkutan barang diminta menurunkan muatan tersebut atau mengembalikan pada tempatnya.
      Angkutan barang yang mempunyai muatan berlebih akan berdampak pada keselamatan lalu lintas.  

B. Saran

      Perlu adanya kajian ulang tentang muatan berlebih pada jembatan timbang.
      Jembatan timbang harus menyediakan tempat untuk muatan berlebih, dan sewaktuwaktu dapat diambil lagi
      Jembatan timbang harus ada pengawasan, supaya kinerja jembatan timbang dapat berjalan dengan baik



3 komentar:

  1. https://timbanganterbaik.wordpress.com/

    BalasHapus
  2. boleh mampir ke blog ini :)
    https://timbanganlengkap.wordpress.com/2015/09/21/jembatan-timbang/

    BalasHapus